Mesuji – Ratusan juta dana Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sari Makmur Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur diduga di gelapkan mantan Ketua Gapoktan lama. Dana dari Balai Besar tersebut, hingga saat ini raib.
Dana Optimasi Lahan (Oplah) sebesar Rp900 ribu/hektar hingga saat ini tidak di serahkan ke Gapoktan baru, untuk di sampaikan ke petani sebagai pemilik lahan.
“Oplah lahan milik saya belum di berikan sama Gito. Padahal, masa panen dari pengelolaan lahan pada bulan April 2024 lalu sudah selesai,” jelas Samijo, salah satu ketua kelompok tani (Koptan) setempat, Rabu (18/12/2024).
Samijo juga heran kenapa dana sebanyak itu tidak segera di keluarkan oleh Mantan Ketua Gapoktan, padahal dana itu ada di Rekening. Namun, hingga akhir Desember 2024 dana ini tidak kunjung di sampaikan.
“Kelompok saya saja ada 30 orang, yang belum menerima. Padahal dana itu sudah ditransfer ke rekening Gapoktan. Tetapi anehnya hingga saat ini malah yang bersangkutan terus berkelit dengan berbagai alasan,”katanya.
Sementara, Ketua Gapoktan Wonosari, Sutikno membenarkan masalah tersebut. Padahal Lahan yang di kelola sekitar 329 hektar sudah selesai masa panen.
“Sampai saat ini belum disalurkan oleh Gito, mantan Ketua Gapoktan ke kelompok tani. Jika Perhektar lahan sebesar Rp900 ribu, total anggarannya ada Rp296,1juta,” ujarnya.
Saat ditanya apa alasan Gito, mantan Gapoktan Sari Makmur tidak menyelesaikan Oplah ke Gapoktan, Suktikno mengaku tidak tahu. Sebab, dirinya juga baru mengantikan posisi Gito sebagai Ketua Gapoktan yang baru.
“Bila mendengar cerita dari anggota kelompok tani yang ada di Wonosari bahwa dana itu sudah habis terpakai olehnya. Selain itu, inventaris Gapoktan yang ada di tangan Gito juga hingga saat ini belum di serahkannya ke ketua Gapoktan yang baru,” kata dia.
Ditempat terpisah, Kabid Sarana dan Perasaan Dinas Pertanian dan Peternakan Mesuji, Achiri mengatakan, bahwa terkait masalah Gapoktan di Desa Wonosari saat ini sedang di carikan solusi oleh Kepala Dinas (Kadis).
“Rencana Ketua Gapoktan lama, Gito akan kami panggil terkait dugaan pengelapan dana Rp900 ribu tersebut. Kami panggil melalui surat panggilan. Namun, saat ini Gito masih di Palembang dan minggu depan baru bisa ke dinas,”jelasnya.
Seharusnya, kata Achiri, dana tersebut sudah selesai di gelontorkan, kerana Petani Sudah Panen.
“Harusnya udah diselsaikan, karena April 2024 lalu sudah di lakukan panen raya,” kata dia.
Sementara saat ditanya apakah bantuan benih dalam bentuk barang masuk di dalam Oplah tersebut, Achiri mengatakan, jika ada, itu untuk ongkos angkut atau pembagian ke petani.
“Mungkin saja diambil dari dana Rp900 ribu, sesuai kesepakatan. Itu kewenangan kelompok atas kesepakatan, jika memang benar ada,” tukasnya.
Dana Dipinjam Temannya
Mantan Ketua Gapoktan Sari Makmur Desa Wono Sari Kecamatan Mesuji Timur, Mesuji tidak menampik dana oplah ratusan juta milik Gapoktan tersebut memang belum tersalurkan.
Gito, Mantan Ketua Gapoktan Sari Makmur mengakui, dana sebesar Rp296,1 juta tersebut belum disalurkan dengan alasan masih di pinjam rekannya di Jambi.
Diakuinya, dana oplah perhektar ke kelompok tani (Poktan) sebesar Rp900 ribu, dan akan tetap dipertanggungjawabkan.
“Memang belum saya salurkan, karena dana itu masih di pinjam teman,” katanya via telpon genggam pribadinya, Kamis (19/12/2024).