Minta Jatah di Pasar Kembangan, 22 Preman Berkedok Ormas Dicokok Polisi

oleh -264 Dilihat
oleh
Minta Jatah di Pasar Kembangan, 22 Preman Berkedok Ormas Dicokok Polisi
Ilustrasi

Jakarta – Lakukan Pungli Pasar Hingga Rp1 Juta, 22 orang preman diamankan polisi. Dari ke 22 preman tersebut di dominasi dari ormas, bahkan karang taruna, di wilayah CNI Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat.

Polisi membenarkan ada pelaku yang berasal dari ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB Jaya) dan Forum Betawi Rempug (FBR).

“Namun hasil pendalaman dari teman-teman kami dari jajaran reserse, mereka ada yang berasal dari sebuah ormas dengan inisial G, oknumnya ya, kemudian yang kedua ada berasal dari ormas dengan inisial F, dan ada juga yang berasal dari karang taruna,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi di CNI Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (13/5/2025).

Ade Ary mengatakan polisi akan mendalami aksi yang dilakukan anggota ormas ini ke pimpinannya, karena meraka telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut.

“Ya tentunya lagi akan dilakukan pendalaman, dilakukan pendalaman, apakah dia bergerak sendiri, apakah secara kelompok dan lain sebagainya, tergantung nanti fakta yang ditemukan ya, kami tidak bisa berandai-andai,” ujarnya.

Dia mengatakan para pelaku kedapatan melakukan pungutan liar (pungli) ke warga dan pedagang kaki lima.

Dia menuturkan para pelaku mencetak karcis mandiri dan melakukan pungli ke pedagang kaki lima tanpa mengakui asal organisasi.

Cetak Karcis Sendiri

“Ini ada beberapa barang bukti. Karcis yang mereka cetak sendiri, kemudian ini ada rekapan hasil pungutan dan hasil dialog kami semua tadi dengan rekan-rekan pedagang kaki lima. Mereka dipungut oleh beberapa orang yang tidak mau mengaku dari organisasi mana,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ade Ary mengatakan, para pelaku melakukan pungli berupa penarikan uang pangkal hingga uang harian ke warga dan pedagang kaki lima.

“Mereka memungut uang bulanan yang disebut sebagai uang pangkal, kemudian ada yang memungut harian dengan alasan uang kebersihan, yang ketiga memungut harian dengan alasan uang untuk listrik,” kata Ade Ary.

“Tadi ada yang uang pangkalnya Rp 1 juta ya, Pak Kabag Ops, Rp 1 juta, kemudian uang listrik Rp 10 ribu, uang bulanan Rp 350 sampai Rp 400,” tambahnya.

Sebagai informasi, patroli ini merupakan Operasi Berantas Jaya dilakukan pada 9-23 Mei 2025. Operasi ini menyasar praktik premanisme, pemerasan, penganiayaan, serta bentuk gangguan keamanan lainnya.

Tinggalkan Balasan