Lampung Utara – Diduga dalam pengelolaan Management Rumah Sakit Daerah (RSD) Mayjend HM Ryacudu “ Amburadul”, pasalnya, pasien yang di rawat melalui BPJS kelas III di RS setempat harus mengeluarkan uang untuk membeli infus dan obat di Apotek luar.
Sugeng, salah satu keluarga pasien mengungkapkan, bahwa obat harus beli diluar, karena di Rumah Sakit kosong obatnya.
“Untuk obat-obatan yang tidak ada disini (Rumah Sakit-red) baru beli di luar. Dan, tadi kami beli sendiri, seperti kayak imboost,” kata dia, saat diwawancarai media ini, Sabtu (20/04/2023).
Menurutnya, yang dirawat merupakan mertuanya adalah pasien BPJS kelas III yang bagian dari pemerintah.
Harapannya, pemerintah daerah tidak tinggal diam dengan keadaan ini, karena keluarga pemakai BPJS berarti keluarga tidak mampu.
“Tolonglah, diperbaiki. Kalau terus dibiarkan pasien BPJS akan terlantar disini,” kata Warga Desa Kora Napal Kecamatan Bunga Mayang.
Mertuanya, kata Sugeng masuk di RS plat merah itu sejak malam Jum’at , dan dalam diagnose dokter, terkena Asma dan Demam Berdarah (DBD).
“Untuk cairan infus aja tidak ada, jadi terpaksa saya beli di apotek luar. Rumah sakit hanya kasih resep aja, jadi obatnya beli diluar,” kata dia.
Dengan kondisi tersebut, Sugeng mengaku sangat berat karena harus merogoh saku. Padahal Rumah Sakit pasti akan mengklaim BPJS mereka.
“Dibilang keberatan ya keberatan, namun itukan diperlukan oleh pasien, jadi harus gimana lagi. Mau ga mau harus beli lah,” ujarnya.
Hal senada dialami Suratmi, warga Sukadana kecamatan Bunga Mayang, yang juga memakai BPJS.
“Iya ada, murah sih cuman harga Rp. 8.000 dan Rp. 20.000 saja, tapi kalau berulang kali ya banyak duit. Kita inikan orang yang gak punya, saya berharap terjaminlah obat-obatannya, apa yang dikeluhkan masyarakat seperti kita ini. Maunya obat-obatannya yang bagus-bagus,” ujarnya.
Terpisah, Adi Sumali, salah satu pasien RS setempat mengaku sudah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit tersebut.
“Sudah 4 hari, Iya ada yang beli diluar, seperti cairan infus katanya kosong dan saya beli kemarin langsung sekali tiga. Saya juga berharap pelayanan yang ada dirumah sakit ini, semoga tak terjadi hal seperti ini lagi lah,” kata dia sambil menunggui keluarganya yang sakit.
Sementara, sampai berita diterbitkan oleh media ini Direktur RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi dr. Aida belum dapat dihubungi.